Tuesday 12 September 2017

Fungsi Nilai dan Norma Sosial

Nilai Sosial (value) adalah suatu ukuran, anggapan atau patokan dalam beperilaku. Nilai sosial adalah standar perilaku yang diterima masyarakat sebagai dasar menentukan apa yang benar dan penting. Nilai sosial yang berlaku pada seseorang atau masyarakat mempunyai fungsi-fungsi sebagai beikut:
  • ·         Sebagai alat control perilaku manusia
  •       Mengarahkan manusia dalam bertingkah laku
  •       Menetapkan harga sosial dari suatu kelompok

Ciri- ciri nilai sosial sebagai berikut:
  • ·         Terbentuk melalui proses belajar
  • ·         Mempengaruhi kejiwaan seseorang
  • ·         Mempengaruhi perkembangan pribadi seseorang
  • ·         Merupakan hasil interaksi sosial antarwarga masyarakat
  • ·         Cenderung berkaitan antara yang satu dengan yang lain, sehingga membentuk sistem nilai.

 Nilai  dan Norma selalu berkaitan, tetapi keduanya dapat dibedakan. Norma adalah aturan-aturan dengan sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk mendorong maupun menekan orang-perorangan, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan untuk mentaati. Norma sosial di masyarakat dibagi menjadi 4, yaitu 
  1. Norma Kebiasaan atau Kelaziman, yaitu perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama, karena orang tersbut menyukai perbuatan itu. Misalnya memberikan salam dan menghormati orang tua. Pelanggatan norma tersebut dianggap penyimpangan terhadap kebiasaan masyarakat. Sanksinya berupa teguran, sindiran dan dipergunjingkan.
  2. Norma Kesusilaan, yaitu aturan berlandaskan pada apa yang baik menurut ajaran agama, kebudayaan atau filsafat. Pelanggaran terhadap norma kesusilaan akan seperti sanksi sosial.
  3. Norma Adat Istiadat, yaitu tata kelakuan yang kekal yang kekal serta kuatnya integrasi dengan pola-pola perilaku masyarakat. 
  4. Norma Hukum, yaitu aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang berisi ketentuan-ketentuan, perintah, kewajiban dan larangan agar dalam masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan.

Proses Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses belajar interaksi dalam masyarakat sesuai dengan peranan yang dijalankan. sosialisasi dimulai dari lingkungan keluarga atau kelompok-kelompok yang ada di sekitar kehidupannya. Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia, mulai dari masa kanak-kanak, remaja, dewasa sampai ia meninggal.

Setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Kepribadian dibentuk oleh fakor-faktor berikut ini:
  1. Warisan biologis (keturrunan)
  2. Lingkungan sosial budaya
  3. Lingkungan alam
  4. Lingkungan kebudayaan
A. Peran dan Status Sosial

1. Pengertian peran (role) sosial
  Peran (sosial) berbeda dengan status (sosial), tetapi keduanya saling berhubungan. di dalam masyarakat, seseorang di samping memiliki peranan juga memiliki status (kedudukan) sosial.
Peranan  adlah dinamika dari kedudukan atau penggunaan dari hak dan kewajiban. sedangkan status adalah kedudukan sosial seseorang dalam kelompoknya (masyarakat)
seseorang mempunyai peranan karena ia mempunyai kedudukan dalam masyarakat. misalnya Budi mempunyai kedudukan sebagai suami, ayah, kepala desa, sedangkan di kantornya Budi sebagai kepala bagian pemasaran. Karena banyak kedudukan yang dimiliki maka peranan yang ditampilkan pun akan berbeda-beda dengan kedudukannya.

2. Pengetian Status Sosial
    Status adalah kedudukan seseorang di dalam kelompoknya(masyarakat). Di dalam status seseorang berbeda-beda. Status seseorang ditentukan oleh hubungannya dengan orang lain di masyarakat.
 Status atau kedudukan dibagi menjadi tiga jenis:
  1. Ascribed status (bawaan lahir), yaitu kedudukan yang diperoleh dengan sendirinya, misalnya kedudukan putra mahkota yang kemudian dinobatkan menjadi raja.
  2. Achieved status (kedudukan yang diperoleh dengan cara beusaha (berjuang sendiri). misalnya seseorang berjuang menjadi pemimpin partai politik.
  3. Assigned status yaitu kedudukan yang diperoleh dengan cara pemberiaan karena jasa-jasanya dalam masyarakat. Misalnya gelar sebagai pahlawan. 
Setiap orang di masyarakat kebanyakan memiliki lebih dari satu status, sehingga akan menimbulkan konflik status. Konflik dibedakan sebagai berikut:
  1. Konflik status antarperorangan
  2. kondlik status antarkelompok.
B. Fungsi Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian
     Keluarga adalah kelompok sosial terkecil dalam kehidupan masyarakat. dimana terdiri atas ayah ibu, dan anak. interaksi sosial antar anggota kelouarga berlangsung di tempat yang sama, yaitu di dalam lingkungan rumah tangga. masing-masing anggota keluarga beinteraksis sosial sesuai dengan peran dan status sosial masing-masing.
rumah sebagai media sosialisasi berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses sosialisasi bagi seluruh anggota keluarga. sejak lahir hingga dewasa setiap anak melakukan hubungan sosial dengan keluarganya. pengaruh lingkungan keluarga sangat besar dalam pembentukan kepribadian.
Lingkungan keluarga merupakan tempat belajar yang petama dan utama bagi seorang individu. Peranan keluarga sangat penting dan menentukan dalam proses sosialisasi. Selain itu rumah juga berperan sebagai alat penempatan di masyarakat. Apabila seorang anak/individu mempunyai keluarga maka masyarakat akan mengakui kedudukannya (status) sebagai anak. Misalnya anak sulung, bungsu atau penengah. Anak tersebut nantinya sekolah, bekerja atau terjun di masyarakat. Jika anak tidak mempunyai ayah atau keluarga yang sah maka peranan dan statusnya menjadi tidak jelas. Dengan demikian, fungsi keluarga adalah sebagai media sosialisasi nilai dan norma.

Wednesday 9 September 2015

(VIII, Tema 4, Subtema 1) Sifat dan Bentuk Interaksi Sosial Budaya dalam Pembangunan

Materi ini sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dengan tujuan pembelajaran sebagai berikut:

1. Mengindentifikasi sifat-sifat interaksi sosial budaya dalam kehidupan masyarakat.
2.  Menjelaskan perbedaan interaksi asosiatif dan disosiatif.

Coba Perhatikan gambar berikut ini!

Gotong royong

Tawuran Pelajar
     Dari gambar di atas, dapatkah kalian ketahui bagaimana sifat dan bentuk interaksi sosial dalam masyarakat? Gambar di atas hanya sebagian kecil dari sifat dan bentuk interaksi sosial dalam masyarakat. Nah maka dari itu, untuk menjawabnya perlu kita terlebih dahulu apa itu interaksi sosial.  Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila ada dua orang bertemu, kemudian mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau mungkin berkelahi merupakan contoh interaksi sosial yang terjadi pada saat itu. Tetapi walaupun orang-orang bertemu tersebut tidak saling berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda, bisa dikatakan interaksi sosial telah terjadi, karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan yang disebabkan oleh misalnya bau keringat, minyak wangi, suara berjalan dan sebagainya. 
      Secara garis besar interaksi sosial merupakan hubungan yang terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok. Interaksi yang terjadi baik individu maupun kelompok tidak semua bersifat positif, ada juga interaksi yang bersifat negatif. Interaksi sosial yang bersifat positif  yakni manakala interaksi sosial yang dilakukan mengarah terjadinya persatuan atau sering disebut interaksi sosial asosiatif. Sementara interaksi sosial bersifat negatif yakni manakala interaksi sosial yang mengarah ke perpecahan atau sering disebut interaksi sosial disosiatif. Gambar di atas merupakan contoh dari sifat interaksi sosial dalam masyarakat. Gambar pertama merupakan interaksi sosial asosiatif sementara gambar kedua merupakan interaski sosial disosiatif. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial asosiatif dan juga interaksi sosial disosiatif.  Bentuk interaksi sosial interaksi asosiatif yaitu sebagai berikut:
  1. Kerjasama (Cooperation)
  2. Akomodasi (Accomodation)
  3. Asimilasi (Assimilation)
  4. Akulturasi (Acculturation)
  Bentuk interaksi sosial interaksi disosiatif yaitu sebagai berikut:
  1. Persaingan (Competition)
  2. Kontravensi (Contravention)
  3. Pertentangan/ konflik (Conflict).